Alangkah Indah Sekenario Allah
Lapar! Itulah yg sekarang ini Sulaim rasakan, seorang pemuda pengurus masjid . Ia tinggal di salah satu ruangan Masjid Jami’ At-Taubah, salah satu masjid besar yang ada di damaskus, syiria. Dan di dalam masjid itu ada seorang yg kelaparan. Bukan sekali atau dua kali saja dia merasakan kelaparan, tapi seringkali bahkan tak terhitung lagi karena saking banyaknya. Makanan tak ada uang pun tak punya.
Siang ini ia benar-benar menderita karena saking laparnya. Yang dalam ilmu fiqih sudah sampai batas diperbolehkannya makan bangkai atau mencuri. Maka ia memutuskan akan keluar untuk mencari makanan. Alternatif yg dipilihnya adalah mencuri. Ya, ketimbang makan bangkai lebih baik mencuri.
Dengan dorongan rasa lapar ia melangkah keluar masjid. Menelusuri pemukiman penduduk yg ada di sekitar masjid. Langkah demi langkah telah ditelesuri, beberapa rumah penduduk telah dilewatinya. Lirik kiri dan lirik kanan, barangkali ada makanan yg disimpan atau dijemur di atap rumah oleh penduduk. Ah, tapai tak ada.Maka ia pun melanjutkan petualangannya untuk mencari apa yg kini dibutuhkannya. Perutnya sudah keroncongan dan beberapa kali membunyikan suara gemerutuk.









